Pokok
Bahasan :
Sub
Pokok Bahasan : Menjaga kesehatan
keluarga yang terserang TBC
Sasaran :
Keluarga Ny. S
Hari/tanggal : 17 Oktober 2014
Waktu : 15.00 WIB
Tempat : Rumah keluarga Ny. S
A.
Latar
belakang
Tuberculosis
(TBC) adalah penyakit lama, namun sampai saat ini masih belum bisa dimusnahkan.
Jika dilihat secara global, TBC membunuh 2 juta penduduk dunia setiap tahunnya,
dimana angka ini melebihi penyakit infeksi lainnya. Bahkan Indonesia adalah
Negara terbesar ketiga dengan jumlah pasien TBC terbanyak didunia setelah cina
dan india. Sulit memusnahkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Myobacterium
tuberculosis ini disebabkan oleh beberapa hal. Diantaranya adalah munculnya
bakteri yang resisten terhadap obat yang digunakan. Karena itu, upaya penemuan
obat bar uterus dilakukan.
B.
Tujuan
a)
Tujuan umum
Setelah
dilakukan pelatihan tentang TBC klien beserta keluarganya dapat memahami
mengenai pentingnya menjaga kesehatan keluarga.
b)
Tujuan khusus
Setelah
dilakukan pelatihan tentang TBC diharapkan keluarga Ny. S dapat:
1) Menjelaskan
kembali pengertian TBC
2) Menyebutkan
penyebab TBC
3) Menyebutkan
tanda dan gejala TBC
4) Menjelaskan
cara penanganan TBC
5) Menjelaskan
cara pencegahan TBC
C.
Pelaksanaan
a) Hari/tanggal : 17 Oktober 2014
b) Waktu
: 30 menit
c) Sasaran
: Keluarga Ny. S
d) Tempat :
Rumah keluarga Ny. S
e) Pemberi
Penyuluhan : Tika Permatasari Saputri
f) Metode :
Ceramah, demonstrasi
g) Media
: Standart
Operasional Prosedur (SOP), leaflet
h) Materi : (terlampir)
i) Rencana
Kegiatan :
Kegiatan
|
Waktu
|
Respon
Penghuni
|
Pembukaan
a) Memberikan salam
b) Memperkenalkan diri
c) Menjelaskan tujuan
d) Memberikan kesempatan untuk
bertanya
|
5
menit
|
a) Menjawab salam
b) Mendengarkan
c) Mendengarkan
d) Bertanya
|
Kegiatan Inti
a) Melakukan apersepsi
b) Menjelaskan pengertian tentang TBC
c) Menjelaskan
penyebab TBC
d) Menyebutkan
tanda dan gejala TBC
e) Menjelaskan
cara penanganan TBC
f) Menjelaskan
pencegahan TBC
g) Memberikan kesempatan penghuni
untuk bertanya
|
15
menit
|
a) Menjawab
b) Mendengarkan
c) Bertanya
|
Penutup
a) Melakukan evaluasi
b) Memberikan reinforcement
c) Menyimpulkan kegiatan
d) Salam penutup
|
10
menit
|
a) Menjawab
b) Mendengarkan
c) Menyimpulkan bersama
d) Menjawab salam
|
j) Evaluasi :
·
Jelaskan pengertian TBC?
·
Sebutkan tanda dan gejala TBC?
·
Sebutkan cara pencegahan TBC?
Materi
Penyuluhan
A.
Pengertian
TBC
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit
infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri
ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama
untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru
dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
TBC atau dikenal juga dengan Tuberkulosis adalah infeksi
yang disebabkan oleh basil tahan asam disingkat BTA, nama lengkapnya
Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini pada
umumnya menyerang paru-paru, namun terkadang juga dapat menyerang organ lain
seperti ginjal, tulang, limpa, dan otak.
Tuberculosis berasal dari bahasa Latin “Tuberkel”
yang artinya tonjolan kecil dan keras yang terbentuk sewaktu sistem kekebalan
tubuh membangun dinding pengaman untuk membungkus bakteri Mycobacterium
tuberculosis di dalam paru-paru.
B.
Penularan
TBC
Tuberculosis ditularkan melalui droplet (percikan dahak) atau
titik-titik air dari bersin atau batuk dari orang yang terinfeksi kuman
tuberkulosis, Bakteri TBC terhisap melalui saluran pernapasan masuk ke dalam
paru, kemudian bakteri masuk lagi ke saluran limfe paru dan dari ini bakteri
TBC menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Melalui aliran darah inilah
bakteri TBC menyebar ke berbagai organ tubuh. Anak-anak sering mendapatkan
penularan dari orang dewasa di sekitar rumah maupun saat berada di fasilitas
umum seperti kendaraan umum, rumah sakit dan dari lingkungan sekitar rumah.
C.
Penyebab
TBC
Seperti yang telah dijelaskan di atas, Tuberculosis
disebabkan oleh Basil Tahan Asam, Mycobacterium tuberculosis. Di dalam jaringan
tubuh, bakteri Mycobacterium tuberculosis berada dalam keadaan dormant, yaitu
tidak aktif atau tertidur dalam waktu beberapa tahun. Mycobacterium
tuberculosis akan mati dengan cepat jika terkena sinar matahari langsung,
tetapi dapat bertahan hidup selama beberapa jam bila berada di tempat yang
gelap dan lembab.
D.
Tanda
dan gejala TBC
Gejala
penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul
sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas
terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara
klinik.
1.
Gejala sistemik/umum
a. Demam tidak terlalu
tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat
malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang
timbul.
b. Penurunan nafsu makan
dan berat badan.
c.
Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan
darah). Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa garis
atau bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat
banyak. Batuk darak terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya
batuk darah tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah.
d. Sesak Napas: Gejala ini
ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal-hal yang
menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax, anemia dan lain-lain.
e. Nyeri Dada: Nyeri dada pada
TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala ini timbul apabila sistem
persarafan di pleura terkena.
f. Perasaan tidak enak (malaise),
lemah.
2.
Gejala khusus
a. Tergantung dari organ
tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang
menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan
menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
b. Kalau ada cairan
dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan
sakit dada.
c. Bila mengenai tulang,
maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat
membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan
keluar cairan nanah.
d. Pada anak-anak dapat
mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis
(radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan
kesadaran dan kejang-kejang.
Pada
pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui
adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak
dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin
positif. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita
TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan
pemeriksaan serologi/darah.
E.
Pengobatan
TBC
Tujuan pengobatan pada penderita TB Paru selain untuk
mengobati juga mencegah kematian, mencegsah kekambuhan atau resistensi terhadap
OAT serta memutuskan mata rantai penularan.
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase
intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan
terdiri dari obat utama dan obat tambahan. Jenis obat utama yang digunakan
sesuai dengan rekomendasi WHO adalah Rifampisin, INH, Pirasinamid, Streptomisin
dan Etambutol. Sedang jenis obat tambahan adalah Kanamisin, Kuinolon, Makrolide
dan Amoksisilin + Asam Klavulanat, derivat Rifampisin/INH.
Untuk keperluan pengobatan perlu dibuat batasan kasus
terlebih dahulu berdasarkan lokasi tuberkulosa, berat ringannya penyakit, hasil
pemeriksaan bakteriologik, hapusan dahak dan riwayat pengobatan sebelumnya. Di
samping itu perlu pemahaman tentang strategi penanggulangan TB yang dikenal
sebagai Directly Observed Treatment Short Course (DOTS) yang
direkomendasikan oleh WHO yang terdiri dari lima komponen yaitu:
1.
Adanya komitmen politis berupa dukungan
pengambil keputusan dalam penanggulangan TB.
2.
Diagnosis TB melalui pemeriksaan dahak
secara mikroskopik langsung sedang pemeriksaan penunjang lainnya seperti
pemeriksaan radiologis dan kultur dapat dilaksanakan di unit pelayanan yang
memiliki sarana tersebut.
3.
Pengobatan TB dengan paduan OAT jangka
pendek dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO) khususnya
dalam 2 bulan pertama dimana penderita harus minum obat setiap hari.
4.
Kesinambungan ketersediaan paduan OAT
jangka pendek yang cukup.
5.
Pencatatan dan pelaporan yang baku.
F.
Pencegahan
TBC
Berkaitan dengan perjalanan alamiah
dan peranan Agent, Host dan Lingkungan dari TBC, maka tahapan
pencegahan yang dapat dilakukan antara lain :
a.
Pencegahan
Primer
Dengan
promosi kesehatan sebagai salah satu pencegahan TBC paling efektif, walaupun
hanya mengandung tujuan pengukuran umum dan mempertahankan standar kesehatan
sebelumnya yang sudah tinggi.
Proteksi
spesifik dengan tujuan pencegahan TBC yang meliputi ; (1) Imunisasi
Aktif, melalui vaksinasi BCG secara nasional dan internasional pada daerah
dengan angka kejadian tinggi dan orang tua penderita atau beresiko tinggi
dengan nilai proteksi yang tidak absolut dan tergantung Host tambahan
dan lingkungan, (2) Chemoprophylaxis, obat anti TBC yang dinilai
terbukti ketika kontak dijalankan dan tetap harus dikombinasikan dengan
pasteurisasi produk ternak, (3) Pengontrolan Faktor Prediposisi, yang mengacu
pada pencegahan dan pengobatan diabetes, silicosis, malnutrisi, sakit kronis
dan mental.
b. Pencegahan Sekunder
Dengan
diagnosis dan pengobatan secara dini sebagai dasar pengontrolan kasus TBC yang
timbul dengan 3 komponen utama ; Agent, Host dan Lingkungan.
Kontrol
pasien dengan deteksi dini penting untuk kesuksesan aplikasi modern kemoterapi
spesifik, walau terasa berat baik dari finansial, materi maupun tenaga. Metode
tidak langsung dapat dilakukan dengan indikator anak yang terinfeksi TBC
sebagai pusat, sehingga pengobatan dini dapat diberikan. Selain itu,
pengetahuan tentang resistensi obat dan gejala infeksi juga penting untuk
seleksi dari petunjuk yang paling efektif.
Langkah
kontrol kejadian kontak adalah untuk memutuskan rantai infeksi TBC, dengan
imunisasi TBC negatif dan Chemoprophylaxis pada TBC
positif. Kontrol lingkungan dengan membatasi penyebaran penyakit,
disinfeksi dan cermat mengungkapkan investigasi epidemiologi, sehingga
ditemukan bahwa kontaminasi lingkungan memegang peranan terhadap epidemi
TBC. Melalui usaha pembatasan ketidakmampuan untuk membatasi kasus baru
harus dilanjutkan, dengan istirahat dan menghindari tekanan psikis.
c.
Pencegahan
Tersier
Rehabilitasi merupakan tingkatan terpenting pengontrolan
TBC. Dimulai dengan diagnosis kasus berupa trauma yang menyebabkan usaha
penyesuaian diri secara psikis, rehabilitasi penghibur selama fase akut dan
hospitalisasi awal pasien, kemudian rehabilitasi pekerjaan yang tergantung
situasi individu. Selanjutnya, pelayanan kesehatan kembali dan penggunaan media
pendidikan untuk mengurangi cacat sosial dari TBC, serta penegasan perlunya
rehabilitasi.
Pencegahan
TBC bisa juga berupa :
1. Makan makanan yang
baik dengan gizi yang seimbang.
2. Olahraga teratur.
3. Istirahat yang
cukup.
4. Mengkonsumsi
multivitamin yang membantu menjaga daya tahan tubuh.
5. Biasakan mencuci
tangan.
6. Berhenti merokok,
hindari minum minuman beralkohol, dan obat bius atau penenang.
7. Mengatur sistem
sirkulasi udara di rumah.
8. Membiarkan jendela
terbuka agar sinar matahari dapat masuk.
9. Menggunakan masker
saat kontak atau berada di dalam suatu ruangan dengan penderita TBC.
10.
Pemberian vaksin BCG ( Bacille Calmette-Guerin )
DAFTAR
PUSTAKA
Laban,
Yoannes Y. 2007. TBC: Penyakit & Cara Pencegahan. Yogyakarta:
Kanisius
Misnadiarly. 2007. Mengenal, Mencegah, Menanggulangi TBC.
Semarang: Yayasan Obor Indonesia
Soedarto. 2009. Penyakit Menular di Indonesia. Jakarta:
Sagung Seto
Widiyanto, Sentot. 2009. Mengenal 10 Penyakit Mematikan. Yogyakarta:
PT Pustaka Insan Madani
BalasHapuswebsite bagus. Butuh motor hubungi kami. Jika mas mau beli motor baru dan tinggal di area Tulungagung,Kediri dan Trenggalek. Bisa wa kami 085 872 760 350