LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
HOME CARE PADA Ny. Y dengan KEHAMILAN
RESIKO TINGGI
disusun untuk memenuhi
tugas home care yang dibina oleh bu Sri Mugianti
Oleh :
Jati Ari Styawan
Isna Khusnul K
Siska Sapitri
Tika Permatasari
Catur Novita
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BLITAR
2014
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1
Definisi
Kehamilan resiko tinggi adalah (high
risk pregnance) adalah kehamilan dimana jiwa dan kesehatan ibu dan atau bayi
dapat terancam. ( Mochtar,1992 ; 217).
Kehamilan risiko tinggi adalah
kehamilan atau janinnya mempunyai outcome yang buruk apabila di lakukan tata
laksana secara umum seperti yang dilakukan pada kasus normal. Kehamilan resiko
tinggi adalah kehamilan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin
pada kehamilan yang di hadapi. (Manuaba,dkk; 2007:43).
Kehamilan resiko tinggi adalah
kehamilan yang disertai dengan faktor-faktor yang menaikkan kemungkinan
terjadinya keguguran, kematian janin, persalinan prematuritas, retardasi
perumbuhan intrauterin, penyakit janin atau neonatus, malformasi congenital,
retardasi mental atau kecacatan (handicaps). (nelson: 2000;543)
Kehamilan resiko tinggi adalah
terdapat perkiraan akan terjadi gangguan terhadap out-come pada ibunya atau
janinnya sehingga memerlukan pengawwasan lebih intensif dan mungkin tindakan
proaktif. Pengawasan dan tindakan proak tif ini sangat penting dengan tujuan
memperkecil kesulitan komplikasi yang terjadi sehingga hasil mendekati well
born babydan well mother. (Manuaba, 2007:6)
1.2
Faktor
yang mempengaruhi kehamilan resiko tinggi
Menurut J.S Lesinski dalam buku
manuaba ( 2001 :106) faktor yang mempengaruhi kehamilan risiko tinggi di
kelempokkan berdasarkan waktu kapan faktor tersebut dapat mempengaruhi
kehamilan. Mengelompokkkan factor kehamilan dengan resiko tinggi berdasarkan
waktu kapan factor tersebut dapat mempengaruhi kehamilan
a.
Factor
risiko tinggi yang bekerja selama hamil
1.
Factor
genetika
• Penyakit keturunan yang sering terjadi pada keluarga tertentu, sehinggga perlu dilakukan pemeriksaan sebelum hamil
• Bila terjadi kehmailan, maka perlu dilakukan pemeriksaan kelainan bawaan.
• Penyakit keturunan yang sering terjadi pada keluarga tertentu, sehinggga perlu dilakukan pemeriksaan sebelum hamil
• Bila terjadi kehmailan, maka perlu dilakukan pemeriksaan kelainan bawaan.
2.
Factor
lingkunagn
Diperhitungkan factor pendidikan dan social ekonomi, kedua factor ini menimbulakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim mempengaruhi cara pemilihan tempat dan penolong persalinan, sehingga dapat menimbulkan resiko saat persalinan atau saat hamil.
Diperhitungkan factor pendidikan dan social ekonomi, kedua factor ini menimbulakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim mempengaruhi cara pemilihan tempat dan penolong persalinan, sehingga dapat menimbulkan resiko saat persalinan atau saat hamil.
b.
Factor
risiko tinggi yang bekerja selama hamil
Perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim berhubungan aksis fetoplasental dan sirkulasi retroplasenta merupakan satu kesatuan. Bila terjadi ganguan atau kegagalan salah satu akan menimbulkan risiko terhadap ibu maupun janin.
Perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim berhubungan aksis fetoplasental dan sirkulasi retroplasenta merupakan satu kesatuan. Bila terjadi ganguan atau kegagalan salah satu akan menimbulkan risiko terhadap ibu maupun janin.
1.
Faktor
keadaan umum menjelang kehamilan
2.
Kebiasaan
ibu (merokok, alkohol, kecanduan obat)
3.
Faktor
penyakit yang mempengaruhi kehamilan (hipertensi, gestosis-toksemia gravidarum)
c.
Faktor
risiko yang bekerja saat persalinan
1.
Sebagai
akibat mekanis dalam hubungan 3P.
• Kelainan letak: sungsang atau lintang
• Malpresentasi
• Ketuban pecah didi
• Distress janin
• Perdarahan antepartum
• Grandemultipara
• Kelainan letak: sungsang atau lintang
• Malpresentasi
• Ketuban pecah didi
• Distress janin
• Perdarahan antepartum
• Grandemultipara
2.
Factor
nonmekanis
(a). Pengaruh obat analgesic atau sedative
(b). Penyakit ibu yang menyertai kehamilan
(a). Pengaruh obat analgesic atau sedative
(b). Penyakit ibu yang menyertai kehamilan
d.
Factor
yang bekerja langsung pada neonatus
1.
Sindrom
distress pernafasan
(a). Asfiksia neonatorum
(b). Aspirasi air ketubab atau mekonium
(a). Asfiksia neonatorum
(b). Aspirasi air ketubab atau mekonium
2.
Faktor
umu hamil yang mengganggu neonatus
(a). Prematuritas
(b). Neonatus dengan termoregulator premature
(c). Bayi kecil cukup bulan (berat bayi lahir rendah,. Gangguan mengisap dan menelan, hipofibrinogemia, gangguan congenital)
(a). Prematuritas
(b). Neonatus dengan termoregulator premature
(c). Bayi kecil cukup bulan (berat bayi lahir rendah,. Gangguan mengisap dan menelan, hipofibrinogemia, gangguan congenital)
3.
Penyakit
ibu
(a). Hipertensi
(b). Diabetes melitus
(c). Jantung
(d). Paru-paru
(e). Hepar.
(f). Pertumbuhan intrauterin
(g). Perdarahan antepartum
(h). Infeksi intrauterin
(i). Gangguan pertumbuhan jiwa atau neurologis
(j). Toksemia (gestosis)
(k). Kelainan kongenital (hidrosefalus, anasefalus, kembar siam)
(a). Hipertensi
(b). Diabetes melitus
(c). Jantung
(d). Paru-paru
(e). Hepar.
(f). Pertumbuhan intrauterin
(g). Perdarahan antepartum
(h). Infeksi intrauterin
(i). Gangguan pertumbuhan jiwa atau neurologis
(j). Toksemia (gestosis)
(k). Kelainan kongenital (hidrosefalus, anasefalus, kembar siam)
1.3
Penilaian
faktor resiko kehamilan
Dalam menentukan adanya faktor
resiko ada 2 cara yaitu:
1). Cara Kriteria
Puji Rochjati (2005) mengemukakan batasan faktor resiko pada ibu hamil ada 3 kelompok yaitu:
a). Kelompok Faktor resiko I (Ada Potensi Gawat Obstetri / APGO),
1). Cara Kriteria
Puji Rochjati (2005) mengemukakan batasan faktor resiko pada ibu hamil ada 3 kelompok yaitu:
a). Kelompok Faktor resiko I (Ada Potensi Gawat Obstetri / APGO),
Seperti Primipara muda terlalu muda
umur kurang dari 16 tahun, primi tua, terlalu tua, hamil pertama umur 35 tahun
atau lebih, primi tua sekunder, terlalu lama punya anak lagi, terkecil 10 tahun
lebih, anak terkecil < 2 tahun, grande multi, hamil umur 35 tahun atau lebih,Tinggi
badan kurang dari 145 cm, Riwayat persalinan yang buruk, Pernah
keguguran,Pernah persalinaan premature, Riwayat persalinan dengan tindakan (VE,
ekstraksi forcep, opersi S.C)
Deteksi ibu hamil beresiko oleh kader yang bisa di lakukan pada deteksi faktor resiko ibu hamil kelompok I yaitu Ada potensi Gawat Obstetri (APGO) artinya adalah masalah kehamilan yang perlu diwaspadai. Deteksi ibu hamil beresiko kelempok I ini dapat ditemukan dengan mudah oleh petugas kesehatan khususnya kader melalui pemeriksaan sederhana yaitu wawancara dan periksa pandang pada kehamilan muda atau pada saat kontak.
Deteksi ibu hamil beresiko oleh kader yang bisa di lakukan pada deteksi faktor resiko ibu hamil kelompok I yaitu Ada potensi Gawat Obstetri (APGO) artinya adalah masalah kehamilan yang perlu diwaspadai. Deteksi ibu hamil beresiko kelempok I ini dapat ditemukan dengan mudah oleh petugas kesehatan khususnya kader melalui pemeriksaan sederhana yaitu wawancara dan periksa pandang pada kehamilan muda atau pada saat kontak.
b). Kelompok Faktor Resiko II ( Ada Gawat Obstetri / AGO),
Ibu hamil dengan penyakit,
Pre-eklamsia- eklamsia, hamil kembar atau gameli, kembar air atau hidramnion, bayi
mati dalam kandungan, , Kehamilan dengan kelainan letak,hamil lewat bulan..
Pada kelempok faktor resiko II, tenaga non kesehatan khususnya kader hanya dapat menduga adanya faktor resiko pada ibu hamil untuk mendapatkan kepastiannya dilakukan rujukan ke bidan atau puskesmas terdekat. Ada kemungkinan masih membutuhkan pemeriksaan dengan alat yang lebih canggih (USG) oleh dokter Spesialis di RS.
Pada kelempok faktor resiko II, tenaga non kesehatan khususnya kader hanya dapat menduga adanya faktor resiko pada ibu hamil untuk mendapatkan kepastiannya dilakukan rujukan ke bidan atau puskesmas terdekat. Ada kemungkinan masih membutuhkan pemeriksaan dengan alat yang lebih canggih (USG) oleh dokter Spesialis di RS.
c). Kelompok Faktor Resiko II ( Ada Gawat Obstetri / AGO),
Perdarahan sebelum bayi lahir dan
pre eklamsia berat atau eklampsia. Pada kelempok faktor resiko III, ini harus
segera di rujuk ke rumah sakit sebelum kondisi ibu dan janin bertambah
buruk/jelek yang membutuhkan penanganan dan tindakan pada waktu itu juga dalam
upaya menyelamatkan nyawa ibu dan bayinya yang terancam, pertolongan yang dapat
diberikan tenaga non kesehatan (kader) antara lain : melaporkan ke bidan atau
ke puskesmas terdekat, memberikan KIE pad ibu dan keluarga untuk segera dirujuk
ke rumah sakit.
2). Cara skor
Menurut Rochati (2003), kartu SKOR digunakan sebagai alat skrining antenatal berbasis keluarga yang mempunai 5 fungsi yaitu :
(a). Melakukan skrining antenatal atau deteksi dini resiko tinggi ibu hamil.
(b). Memantau kondisi ibu dan janin selama kehamilan.
(c). Mencatat dan melaporkan keadaan kehamilan, persalinan, nifas.
(d). Memberi pedoman penyuluhan untuk persalinan aman dan terencana.
(e). Validasi data mengenai perawatanPuji Rochjati membagi faktor kehamilan risiko tinggi berdasarkan kelompok faktor risiko dengan menggunakan scor.
Berdasarkan jumlah skor faktor resiko kehamilan di bagi menjadi 3 kel ( Depkes; 2007)
(a). Kehamilan resiko rendah (KRR) dengan jumlah skor 2 kehamilan tanpa masalah atau faktor resiko, fisiologis dan kemungkinan besar di ikuti oleh persalinan normal dengan ibu sehat.
(b). Kehamilan Resiko tinggi (KRT) dengan jumlsh skor 6-10.
(c). Kehamilan Resiko tinggi (KRT) dengan jumlsh skor 6-10,
SKRINING/DETEKSI DINI IBU RISIKO TINGGI OLEH
PKK DAN PETUGAS KESEHATAN
Nama : Alamat :
Umur ibu : Kec/Kab :
Pendidikan : Pekerjaan :
Hamil ke....... Haid Terakhir:........Perkiraan tgl: ................bl
Periksa I
Umur kehamilan : ..... bulan
I II III IV
KEL F-R NO Masalah/faktor Risiko Skor Tanggal Periksa
Skor Awal Ibu Hamil 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1. Terlalu muda, hamil pertama ≤ 16
tahun 4
2. a.Terlalu tua, hamil pertama ≥ 35 th
4
b.Terlalu lambat hamil pertama ≥ 41 th 4
b.Terlalu lambat hamil pertama ≥ 41 th 4
3. Terlalu lama hamil lagi (≥ 10 th) 4
4. Terlalu cepat hamil lagi (≤ 2 th) 4
5. Terlalu banyak punya anak, 4/lebih 4
6. Terlalu tua, umur ≥ 35 tahun 4
7. Terlalu pendek ≤ 145 cm 4
8. Pernah gagal kehamilan 4
9. Pernah melahirkan dengan :
a. Tarikan tang/vakum 4
b. Uri di rogoh 4
c. Diberi infus/tansfusi 4
a. Tarikan tang/vakum 4
b. Uri di rogoh 4
c. Diberi infus/tansfusi 4
10. Pernah operasi sesar 4
11. Penyakit pada ibu hamil :
a. Kurang darah 4
b. Malaria 4
c. TBC 4
d. Payah Jantung 4
e. Kencing manis (Diabetes) 4
a. Kurang darah 4
b. Malaria 4
c. TBC 4
d. Payah Jantung 4
e. Kencing manis (Diabetes) 4
12. Bengkak pada muka/tungkai (tekanan
darah tinggi)- PER 4
13. Hamil kembar 2 atau lebih 4
14. Hamil kembar air (Hidramnion) 4
15. Bayi mati dalam kandungan 4
16. Kehamilan lebih bulan 4
17. Letak sungsang 4
18. Letak lintang 4
19. Perdarahan waktu hamil ini 4
20. Pre-eklampsi berat/kejang-kejang 4
Jumlah skor
a). Cara pencatatan
Berisi nilai skor awal 2 untuk semua ibu hamil. Skor untuk masing-masing faktor risiko adalah 4 atau 8. untuk pemberian dan pencatatan skor dari faktor risiko yang ditemukan pada tiap kontak dengan ibu hamil atau petugas kesehatan.
b). Pengelompokkan Risiko
Pada tiap kontak, jumlah skor di hitung. Jumlah skor 2. 6-10 dan 12 atau lebih. Berdasarkan jumlah skor, ibu hamil dapat ditentukan 3 kelompok risiko
Jumlah skor
a). Cara pencatatan
Berisi nilai skor awal 2 untuk semua ibu hamil. Skor untuk masing-masing faktor risiko adalah 4 atau 8. untuk pemberian dan pencatatan skor dari faktor risiko yang ditemukan pada tiap kontak dengan ibu hamil atau petugas kesehatan.
b). Pengelompokkan Risiko
Pada tiap kontak, jumlah skor di hitung. Jumlah skor 2. 6-10 dan 12 atau lebih. Berdasarkan jumlah skor, ibu hamil dapat ditentukan 3 kelompok risiko
§ Kehamilan dengan jumlah skor 2
termasuk kehamilan risiko rendah dengan periksa kehamilan bidan, rujukan
kehamilan tidak di rujuk, tempat persalinan rumah ibu hamil atau polindes dan
penolong bidan.
§ Kehamilan dengan jumlah skor 6-10
termasuk kehamilan risiko tinggi dengan periksa kehamilan bidan atau dokter,
rujukan kehamilan bidan atau puskesmas, temapat persalinan rumah, polindes,
rumah sakit, penolong bidan.
§ Kehamilan dengan jumlah skor >
12 termasuk kehamilan risiko sangat tinggi dengan periksa kehamilan ke dokter,
rujukan kehamilan rumah sakit dan penolong persalinan dokter.
Penggunaan sistem scoring cukup cepat, sederhana dan mudah untuk digunakan secara rutin dalam melakukan skrining antenatal. Sistem ini dalam pelayanan kesehatan ibu dapat membantu melakukan identifikasi adanya kasus kehamilan risiko tinggi untuk mendapatkan perhatian lebih khusus. Skor digunakan sebagai sarana KIE yang mudah diterima, di ingat, di mengerti sebagai ukuran kegawatan kondisi ibu hamil dan menunjukkan adanya kebutuhan pertolongan untuk rujukan, sehingga berkembang perilaku untuk kesiapan mental, biaya dan transportasi ke RS untuk mendapatkan penanganan yang intensif. Lebih tinggi jumlah skor di butuhkan kritis penilaian atau pertimbangan klinis pada ibu risiko tinggi dan lebih intensif penanganannya.
PENYULUHAN KEHAMILAN / PERSALINAN AMAN-RUJUKAN TERENCANA
KEHAMILAN PERSALINAN DENGAN RISIKO
Jml
Skor Kel
Resiko Perawatan Rujukan Tempat Penolong
RDB RDR RTW
2 KRR Bidan Tidak di rujuk Rumah
Polindes Bidan
6-10 KRT Bidan/
Doktrer Bidan PKM Polondes/PKM/RS Bidan
Dokter
≥ 12 KRST Dokter RS RS Dokter
d. Penanganan
Untuk menghadapi kehamilan atau janin risiko tinggi harus di ambil sikap proaktif, dan berencana dengan upaya promotif dan preventif sampai pada waktunya harus di amnil sikap tepat dan cepat untuk menyelamatkan ibu dan bayinya atau hanya di pilih ibunya saja.
Penggunaan sistem scoring cukup cepat, sederhana dan mudah untuk digunakan secara rutin dalam melakukan skrining antenatal. Sistem ini dalam pelayanan kesehatan ibu dapat membantu melakukan identifikasi adanya kasus kehamilan risiko tinggi untuk mendapatkan perhatian lebih khusus. Skor digunakan sebagai sarana KIE yang mudah diterima, di ingat, di mengerti sebagai ukuran kegawatan kondisi ibu hamil dan menunjukkan adanya kebutuhan pertolongan untuk rujukan, sehingga berkembang perilaku untuk kesiapan mental, biaya dan transportasi ke RS untuk mendapatkan penanganan yang intensif. Lebih tinggi jumlah skor di butuhkan kritis penilaian atau pertimbangan klinis pada ibu risiko tinggi dan lebih intensif penanganannya.
PENYULUHAN KEHAMILAN / PERSALINAN AMAN-RUJUKAN TERENCANA
KEHAMILAN PERSALINAN DENGAN RISIKO
Jml
Skor Kel
Resiko Perawatan Rujukan Tempat Penolong
RDB RDR RTW
2 KRR Bidan Tidak di rujuk Rumah
Polindes Bidan
6-10 KRT Bidan/
Doktrer Bidan PKM Polondes/PKM/RS Bidan
Dokter
≥ 12 KRST Dokter RS RS Dokter
d. Penanganan
Untuk menghadapi kehamilan atau janin risiko tinggi harus di ambil sikap proaktif, dan berencana dengan upaya promotif dan preventif sampai pada waktunya harus di amnil sikap tepat dan cepat untuk menyelamatkan ibu dan bayinya atau hanya di pilih ibunya saja.
1). Penegakan diagnosis kehamilan dan janin dengan risiko
tinggi adalah:
a). Melakukan anamnesis yang intensif (baik)
b). Melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:
(1). Pemeriksaan laboratorium
(2). Pemeriksaan rontgen.
(3). Pemeriksaan USG
(4). Pemeriksaan lab yang di anggap perlu
a). Melakukan anamnesis yang intensif (baik)
b). Melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:
(1). Pemeriksaan laboratorium
(2). Pemeriksaan rontgen.
(3). Pemeriksaan USG
(4). Pemeriksaan lab yang di anggap perlu
2). Berdasarkan waktu, keadaan risiko tinggi ditetapkan pada
:
a). Menjelang kehamilan
b). Saat hamil muda
c). Saat hamil pertengahan
d). Saat trimester III
e). Saat persalinan/pasca partus.
a). Menjelang kehamilan
b). Saat hamil muda
c). Saat hamil pertengahan
d). Saat trimester III
e). Saat persalinan/pasca partus.
3). Pengawasan antenatal bertujuan untuk menegakkan secara
dini resiko tinggi.
a). Apakah kehamilan berjalan dengan baik
b). Apakah terjadi kelainan bawaan pada janin
c). Bagaimana fungsi plasenta untuk tumbuh kembang janin
d). Apakah terjadi penyulit pada kehamilan
e). Apakah terdapat penyakit ibu yang membahayakan janin
f). Jika diperlukan terminasi kehamilan
(1). Apakah terminasi untuk menyelamatkan ibu
(2). Apakah janin dapat hidup di luar kandungan
(3). Bagaimana tehnik terminasi kehamilan sehingga tidak menambah penyulit ibu atau janin.
g). Kesanggupan memberikan pertolongan persalinan dengan memperhitungkan :
(1). Tempat pertolongan itu dilakukan
(2). Persiapan alat yang diperlukan untuk tindakan
(3). Kemampuan diri sendiri untuk melakukan tindakan
h). Sikap yang akan di ambil menghadapi kehamilan adalah:
(1). Kehamilan dengan resiko rendah dapat di tolong di tempat
(2). Kehamilan dengan resiko tinggi meragukan perlu pengawasan intensif
(3). Kehamilan dengan resiko tinggi perlu di rujuk.
4). Pengawasan antenatal untuk mengetahui secara dini keadaan risiko tinggi pada ibu dan janin dapat:
(1). Melakukan pengawasan yang lebih intensif
(2). Memberikan pengobatan sehingga ririko dapat dikendalikan
(3). Melakukan rujukan mendapatkan tindakan yang adekuat
(4). Segera merujuk untuk mendapatkan tindakan yang adekuat
(5). Segera melakukan terminasi kehamilan
5). Wanita akan mengalami risiko kesakitan dan kematian yang berhubungan dengan kehamilan paling kecil jika.
a). Menunda saat mulai berkeluarga hingga mereka mencapai umur paling sedikit 20 tahun.
b). Mempunyai anak tidak lebih dari empat.
c). Jarak kelahiran paling tidak 2 tahun.
d). Tidak mempunyai anak lagi setelah berumur 35 tahun. (Erica,1994:191)
a). Apakah kehamilan berjalan dengan baik
b). Apakah terjadi kelainan bawaan pada janin
c). Bagaimana fungsi plasenta untuk tumbuh kembang janin
d). Apakah terjadi penyulit pada kehamilan
e). Apakah terdapat penyakit ibu yang membahayakan janin
f). Jika diperlukan terminasi kehamilan
(1). Apakah terminasi untuk menyelamatkan ibu
(2). Apakah janin dapat hidup di luar kandungan
(3). Bagaimana tehnik terminasi kehamilan sehingga tidak menambah penyulit ibu atau janin.
g). Kesanggupan memberikan pertolongan persalinan dengan memperhitungkan :
(1). Tempat pertolongan itu dilakukan
(2). Persiapan alat yang diperlukan untuk tindakan
(3). Kemampuan diri sendiri untuk melakukan tindakan
h). Sikap yang akan di ambil menghadapi kehamilan adalah:
(1). Kehamilan dengan resiko rendah dapat di tolong di tempat
(2). Kehamilan dengan resiko tinggi meragukan perlu pengawasan intensif
(3). Kehamilan dengan resiko tinggi perlu di rujuk.
4). Pengawasan antenatal untuk mengetahui secara dini keadaan risiko tinggi pada ibu dan janin dapat:
(1). Melakukan pengawasan yang lebih intensif
(2). Memberikan pengobatan sehingga ririko dapat dikendalikan
(3). Melakukan rujukan mendapatkan tindakan yang adekuat
(4). Segera merujuk untuk mendapatkan tindakan yang adekuat
(5). Segera melakukan terminasi kehamilan
5). Wanita akan mengalami risiko kesakitan dan kematian yang berhubungan dengan kehamilan paling kecil jika.
a). Menunda saat mulai berkeluarga hingga mereka mencapai umur paling sedikit 20 tahun.
b). Mempunyai anak tidak lebih dari empat.
c). Jarak kelahiran paling tidak 2 tahun.
d). Tidak mempunyai anak lagi setelah berumur 35 tahun. (Erica,1994:191)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Buku Kesehatan Ibu dan
Anak. Jakarta. Depertemen Kesehatan RI.
Manuaba, IBG, dkk.2007. Pengantar
Kuliah Obstetri. Jakarta. EGC
Manuaba, IBG. 2007. Konsep Obstetri
dan Ginekologi Sosial Indonesia. Jakarta. EGC
Manuaba. IBG. 1998. Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Bidan. Jakarta. ECG
Meuthia. Ino, 2008 kehamilan resiko tinggi
http/www.medicaltrol.com
Rochjati, Poedji. Skrining Antenatal
Pada Ibu Hamil. Surabaya. Airlangga Universitas Press.
Royston, Erica, 1994. Pencegahan
Kematian Ibu Hamil. Jakarta. Binarupa Aksara.
Wiknjosastro, H, 2005. Ilmu
Kebidanan.. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
A. PENGKAJIAN
Hari / Tanggal
: 14 Oktober 2014
I. Data Umum
1.
Kepala Keluarag
: Tn. R
2.
Alamat dan Telepon
: Jl. Kali Brantas RT/RW 03/05
3.
Pekerjaan KK
: Tukang Bangunan
4.
Pendidikan KK
: SD
5.
Komposisi Keluarag :
No
|
Nama
|
J.Klm
|
Hub. Dg KK
|
Umur
|
Pendidikan
|
Pekerjaan
|
Status kes.
|
1
|
Ny. Y
|
P
|
Istri
|
34 Thn
|
SD
|
IRT
|
Sakit
|
2
|
Ad
|
L
|
Anak
|
13 Thn
|
SD
|
Masih sekolah
|
Sehat
|
3
|
Dn
|
L
|
Anak
|
4 ½ Thn
|
PAUD
|
Masih sekolah
|
Sehat
|
4
|
Ag
|
L
|
Keponakan
|
21 Thn
|
SMA
|
|
Sehat
|
Genogram
6. Tipe Keluarga
: Keluarga Eksteded
7. Suku / Kebangsaan
: Jawa
8. Agama
: Islam
9. Status Sosial Ekonomi :
Penghasilan keluarga ± Rp. 1000.000,-
perbulan yang diperoleh dari hasil kerja bapak R. Ibu Y tidak bekerja,
terkadang penghasilan keluarga dibantu oleh keponakannya Ag. Menurut ibu Y,
penghasilan yang ada hanya cukup untuk memenuhi keb. Sehari-hari dan membayar
kridit motor
10.
Aktivitas
Rekreasi
Kegiatan yang dilakukan anak-anak yaitu
bermain disekitar rumah, menonton televisi bersama keluarga saat sore hari
II. Riwayat dan Tahap Perkembangan
Keluarga
1.
Tahap
Perkembangan Keluarga saat ini : Keluarga dengan anak
usia sekolah
2.
Tugas perkembangan yang belum terpenuhi : Tidak ada tahap perkembangan keluarga
yang belum terpenuhi
3.
Riwayat kesehatan keluarga inti : Ny. Y mengatakan
memiliki penyakit keturunan yaitu tekanan darah tinggi. Pada saat melahirkan
anak pertama dan kedua, Ny. Y melahirkannya tidak secara normal, karena Ny. Y
tidak kuat lagi saat pembukaan 5, sehingga dilakukan operasi sesar. Pak R saat
ini dalam kondisi sehat. Anak-anak juga dalam keadaan sehat. Status imunisai
balitanya semua dengan memanfaatkan fasilitas kesehatan, begitupun dengan
keponakannya dalam keadaan sehat.
4.
Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya : Ayah dari Ny. Y meninggal karena
usia tua dan memiliki riwayat tekanan darah tinggi
III. Data Lingkungan
1.
Karakteristik rumah
Tipe banguna permanen, terdiri dari 2
kamar tidur, 1 ruang tamu, dapur dan kamar mandi berada diluar. Tiap kamar
tidur terdapat jendela, begitupun di ruang tamu
Denah Rumah
2. Karakteristik
tetangga dan komunitasnya
Tetangga sebelah kanan dan kiri rumah baik dari rumah
dengan keluarga Ny. Y, terkadang tetangga juga menanyakan keadaanya. Keluarga
Ny. Y cukup dikenal dilingkungannya
3. Mobilitas
geografis keluarga : Keluarga ini tidak
pernah pindah rumah sejak menikah pak R bekerja dari pagi sampai sore,Ny. Y
memasak, jalan diluar rumah, anak-anak pergi kesekolah dan keponakannya pergi
bekerja dari pagi sampai sore terkadang juga mengikuti acara pengajian diluar
rumah
4. Perkumpulan
keluarga dan interaksi dengan masyarakat:
Keluarga ini sering mengikuti kegiatan pengajian
dilingkungannya tetapi semenjak bekerja pak R jarang mengikuti pengajian karena
capek bekerja. Sekarang kegiatan tersebut dilanjutkan oleh keponakannya.
Sedangkan Ny. Y saat ini tidak melakukan kegiatan diluar rumah, karena merasa
lemas jika banyak melakukan kegiatan
5. Sistem
pendukung keluarga
Yang mengantar Bu Y periksa kandungan ke puskesmas adalah
suaminya. Bu Y mengatakan terkadang yang mengantarkan adalah keponakannya
IV. Struktur Keluarga
1.
Struktur peran
Bapak R
sebagai kepala keluarag yang harus mencari nafkah. Bu Y sebagai istri yang
harus mengurus anak dan rumah. Bapak R juga berperan sebagai pengambil
keputusan
2. Nilai atau
norma keluarga
Nilai yang dianut sesuai dengan nilai
agama yang dianut dan norma yang berlaku dimasyarakat
3.
Pola komunikasi keluarag
Bu Y mengatakan komunikai dilakukan
dengan cara musyawarah untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam keluarga dan
pak R sebagai pengambil keputusan
4.
Struktur kekuatan keluarga
Bu Y mengatakan jika pak R memiliki kekuasan
dalam mengatur anggota keluarga yang lain
V.
Fungsi Keluarga
1.
Fungsi ekonomi
Ny Y mengatakan jika penghailannya
didapatkan dari Pak R yang bekerja sebagai tkang bangunan dan sebagai selingan
juga menjadi pengambil sampah warga sekitar hitung-hitung sebagai tambahan
untuk bayar kridit
2.
Fungi mendapatkan status sosial
Keluarga selalu berusaha bekerja keras agar
penghasilannya dapat bertambah dan dapat menabung sedikit-sedikit
3.
Fungi pendidikan
Keluarga selalu mendukung dan menyemangati anak-ankanya
untuk selal sekolah dan belajar yang giat agar nilai-nilainya bagus
4.
Fungsi sosialisasi
Keluarga selalu mengajarkan kedua anaknya ntuk selalu
berbuat naik bagi seluruh teman dan keluarga
5.
Fungsi pemenuhan
(perawatan/pemeliharaan) kesehatan
a. Mengenal
masalah kesehatan
Keluarga mengatakan sudah tau jika Ny Y
menderita hipertensi beresiko untuk ibu hamil
b. Mengambil
keputusan mengenai tindakan kesehatan
Ny Y mengatakan mengambil keputusan
dalam keluarga adalah Pak R sehingga pabila Ny Y sakit segala pengobatan
diputuskan oleh Pak R
c. Kemampuan
merawat anggota keluarga yang sakit
Selama Ny Y sakit seluruh pekerjaan
rumah dikerjakanny tapi saat ini suami juga membantu membersihkan rumah. Jika
kontrol ke puskesmas suami terkadang juga mengantar. Untuk makan, saat ini Ny Y
sering mual dan muntah dan mala untuk makan. Pak R terkadang juga mengingatkan
apakah sudah makan apa belum.
d. Kemampuan
keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
Ny Y selalu membersihkan rumah dan
merapikan rumah, tapi sekarang pekerjaan itu tidak selalu ia lakukan karena
badan lemas
e. Kemampuan
menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
Ny Y selalu rutin untuk cek kehamilan
ke Pustu karena lebih dekat dengan rumah
6. Fungsi religius
Keluarga mengatakan selalu mengajarkan kedua anaknya
untuk selalu berdoa kepad allah SWT
7. Fungsi rekreasi
Keluarga mengatakan rekreasi/ hiburannya di rumah
menonton TV
8. Fungsi
reproduksi
Ny Y mengatakan 2 anak sudah cukup tapi anak ke 3 ini
adalah titipan dari allah jadu harus diterimanaya dan setelah ini beliau akan
melakukan operai sesar
9. Fungsi afeksi
Hubungan keluarga baik, saling mendukung dan saling
menguatkan
VI.
Stress dan
Koping Keluarga
1.
Stressor jangka pendek dan panjang
Sejak 2 bulan terakhir ini, kondisi Ny
Y tidak terlalu fit karena lagi hamil muda sedangkan Ny Y juga haru mengurus
rumah dan merawat anak-anaknya
2.
Kemampuan keluarga berespons terhadap
tressor
Keluarga merasa kasihan dengan kondisi
Ny Y sehingga terkadang Pak R juga membantu membersihkan rumah
3.
Strategi koping yang digunakan
Keluarga menerima keadaan Ny Y dengan
rasa ikhlas dan tabah dan untuk sementara keluarga saling membantu agar
pekerjaan rumah dapat terselesaikan
4.
Strategi adaptasi difungsional
-
VII.
Pemeriksaan
Kesehatan Tiap Individu Anggota Keluarga
VIII.
Harapan
Keluarga
Ny. Y berharap agar kondisi tubuhnya
dapat kembali sehat lagi dan dapat melahirkan dengan selamat. Ny. Y juga
berharap agar anak dan keluarganya sehat selalu
PEMERIKSAAN
FISIK
Tanda Vital
TD :
110/70 mmHg Nadi : 82x/menit
RR : 18x/menit Suhu : 36,5 C
BB/TD :
Indeks Masa Tubuh :
Keadaan Umum :
Baik
Status Mental :
Baik dan Normal
Sistem kardiovakuler :
Denyut nadi 82x/menit, regular, ictus cordis tak
terlihat, bunyi jantung S1 S2 tunggal
Sistem pernapasan :
Pergerakan dada teratur, pola pernafasan regular
18x/menit
Bunyi nafas normal (vesikular)
Sistem Integumen :
Warna kulit sawo matang, tidak ada lesi, turgor kulit
kembali < 2 detik
Suhu kulit normal 36,6 C
Sistem Perkemihan :
BAK : 5-6x/hari, warna kuning jernih, bau khas urin,
tidak ada masalah
Genetalia dan anus : Tidak terkaji
Sitem Mukulokeletal :
ektremitas simetris, tonus otot 5 5 5 5
Sistem Pencernaan :
BAB :
1x/hari, warna kuning, bau khas feses, tidak ada masalah
Bising usus 10x/menit, tidak ada nyeri tekan
Sistem persyarafan :
Kesadaran Composmentis
GCS 456
Reflek Pupil : Normal
Nyeri speifik :
tidak ada
-
Lokasi :
-
-
Tipe :
-
-
Durasi :
-
-
Intenitas : -
Riwayat pengobatan :
Tidak ada
-
Alergi obat : -
-
Jenis obat yang dikonsumsi : -
Pemeriksaan Laboratorium :
Tidak ada
-
Gula darah puasa/2 jam PP/acak : -
-
Hb :
-
-
Kadar Asam Urat : -
-
Colesterol : -
PROGRAM
STUDI DIII KEPERAWATAN BLITAR
KEPERAWATAN
MATERNITAS
ASUHAN
KEPERAWATAN ANTENATAL
Nama
mahasiswa : tanggal
pengkajian :
NIM
: RS/Ruangan
:
I.
DATA UMUM KLIEN
Inisial klien : Ny. R
Usia : 34 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan terakhir : SD
Agama : Islam
Nama suami/usia : Tn. R
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan terakhir : SMP
Agama :
Islam
Lama menikah : 15 tahun
Riwarayat menstruasi : Menarche : 15 tahun
Siklus : 28 hari
Jumlah
: ± 3 pembalut/hari
Lamanya : ± 6 hari
Keteraturan :
teratur
Riwayat
alergi : tidak ada
Riwayat kehamiln dan persalinan yang
lalu :
No
|
Tahun
|
Jenis Persalinan
|
Penolongan
|
Jenis Kelamin
|
Keadaan Bayi Waktu Lahir
|
Masalah Kehamilan
|
|
2001
|
SC
|
dokter
|
L
|
normal
|
|
|
2009
|
SC
|
dokter
|
L
|
normal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pengalman
Menyusui : tidak
Berapa
lama : -
Riwayat
Ginekologi
1. Masalah
Ginekologi : tidak ada
2. Riwayat
KB : implan, KB pil
Riwayat Kehamilan Saat
Ini
HPHT :
09 Agustus 2014 taksiran
partus : 16 Mei 2015
BB
sebelum hamil : 60 kg TD sebelum
hamil : 140/100 mmHg
TD
|
BB / TB
|
TFU
|
Letak / Presentasi Janin
|
DJJ
|
Usia Gestasi
|
Keluhan
|
Data Lain
|
150/100
|
60/150
|
7 cm
|
|
-
|
8 minggu
|
Badan lemas, mual, muntah dam
sering pusing
|
|
DATA
UMUM SAAT INI
Status
Obstetrik : G3 P2002
Ab000
Usia
kehamilan : 8 minggu
Keadaan
Umum : baik.
Kesadaran : compos mentis
BB
/ TB : 60 kg / 150 cm
Tanda-tanda
Vital :
TD : 150/100 mmHg Suhu : 36,7oC
Nadi : 88 x/menit RR : 18 x/menit
Kepala dan Leher :
Kepala : oval, rambut hitam
bergelombang,persebaran rambut merata, tidak ada lesi dan nyeri tekan.
Mata : konjunctiva tidak anemis,
sklera putih, pupil isokor.
Hidung : simetris, bersih, tidak ada polip.
Mulut : membran mukosa lembab, ada
caries gigi.
Telinga : simetris, tidak ada serumen.
Leher : tidak ada kelenjar tiroid.
Masalah
khusus: tidak ada
Dada :
Jantung : tidak ada pembesaran jantung, S1
dan S2 tunggal, reguler, pekak
Paru-paru : sonor, tidak terdapat bunyi napas
tambahan
Payudara : simetris, teraba kenyal, tidak ada
benjolan abnormal
Puting susu : menonjol
Warna aerola : hiperpigmentasi
Kolostrum : belum ada (keluar)
Masalah
khusus: tidak ada
Abdomen :
TFU : 7 cm
Kontraksi : ya
Leopold
I :
................................................................................................................
Leopold
II kanan :
................................................................................................................
Kiri :
................................................................................................................
Leopold
III :
................................................................................................................
Penurunan
kepala :
................................................................................................................
Leopold
IV :
................................................................................................................
Pigmentasi : ................................................................................................................
Lineanigra : ada
Striae :
................................................................................................................
Fungsi
Pencernaan : sering mual dan muntah
Masalah
khusus : mual dan muntah
Perineum dan Genetalia:
Vagina
:bersih
Varises :-
Keputihan : tidak ada.
Jenis / warna : -
Konsistensi :-
Bau :-
Hemorrhoid : -
Masalah
khusus : tidak ada
Ekstremitas :
Ekstremitas
atas
Edema :
tidak
Varises :
tidak
Ekstremitas
bawah
Edema :
tidak
Varises :
tidak
Refflek patella : +
Masalah
khusus : tidak ada
Pola eliminasi :
Eliminasi
urin
Sebelum hamil: 6x/hari, kuning jernih.
Saat hamil : 7x/hari, kuning jernih
Eliminasi
alvi
Sebelum hamil: 1x/hari, konsistensi
lunak, kuning
Saat
hamil :1x/hari, konsistensi lunak,
kuning
Masalah
khusus : tidak ada.
Istirahat dan
Kenyamanan:
Pola
tidur
sebelum hamil : siang hari 1-2 jam, malam hari 6-7 jam.
saat hamil : siang hari 1-2 jam , malam hari 5-6 jam.
Keluhan
ketidaknyamanan ya
lokasi:perut
sifat
.................................... intensitas:
skala 3
Mobilisasi dan Latihan :
Latihan
/ senam: tidak
Masalah
khusus: sering merasa lelah saat beraktivitas
Nutrisi dan Cairan :
Asupan
nutrisi : nasi
................................................................................................................
Nafsu
Makan : kurang.
Asupan
Cairan : air putih
Masalah
Khusus : .napsu makan menurun
karena mual dan muntah.
Keadaan Mental :
Adaptasi
Psikologi : merasa cemas dengan mual
muntah yang dialami.
Penerimaan
terhadap kehamilan :klien menerima kehailan ini meskipun kehamilanya tidak
direncanakan.
Masalah
Khusus : cemas.
Persiapan
kehamilan
(-) Senam hamil
(√)
Rencana tempat melahirkan
(-) Perlengkapan kebutuhan bayi dan ibu
(√)
Kesiapan mental ibu an keluarga
(-)
Pengetahuan tentang tanda-tanda melahirkan, cara menangani nyeri, proses
persalinan
(-)
Perawatan payudara
Obat-obatan
yang dikonsumsi saat ini : tablet Fe.
.
Hasil
pemeriksaan penunjang : .Hb 12,17 g/dl
ANALISA
DATA
DATA
|
MASALAH
|
PENYEBAB
|
DS:
-
Bu Y mengatakan cemas dengan
kondisinya saat ini.
-
Bu Y mengatakan susah tidur saat
malam hari.
-
Bu Y mengatakan nafsu makan
turun.
DO:
-
TD: 150/90 mmHg
-
N: 88 x/menit
-
RR: 18 x/menit
-
T: 36,7 C
-
Klien terlihat bingung
-
Mata terlihat sembab
-
Konjungtiva anemis
-
Hb : 12.17 gr%
|
Ansietas
|
Ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
|
ANALISA
DATA
DATA
|
MASALAH
|
PENYEBAB
|
DS:
-
Bu Y mengeluh cepat lelah
-
Bu Y mengeluh badannya terasa
lemas
-
Bu Y mengatakn ini kehamilan ke
empat
-
Bu Y mengatakan kehamilan ini
tidak direncanakan.
-
Bu Y mengatakan punya riwayat
darah tinggi.
-
Ibu Y pernah operasi 2 kali. Saat
kehamilan ke dua dan ke tiga.
-
Bu Y pernah mengalami keguguran
saat kehamilan pertama.
DO:
-
TD: 150/90 mmHg
-
N: 88 x/menit
-
RR: 18 x/menit
-
T: 36,7 C
-
Klien terlihat bingung
-
Mata terlihat sembab
-
Konjungtiva anemis
-
Hb : 12.17 gr%
-
HPHT: 09/08/2014
-
G4 P2002
Ab 001
-
Riwayat Kb: implant dan pil Kb
-
Ada bekas operasi ±10 cm.
-
TP: 16 mei 2015
-
Kunjungan ANC 2x
-
Plano test positif (+)
-
Skor poedji rochyati:
|
Resiko
terjadinya penyulit saat persalinan
|
Ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan,
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
|
PENILAIAN
(SKORING) DIAGNOSA KEPERAWATAN
No.
dx kep
|
Kriteria
|
Skor
|
Pembenaran
|
1.
|
a. Sifat
masalah ancaman
b. Kemungkinan
masalah dapat diubah sebagian.
c. Potensial
masalah untuk dicegah cukup
d. Menonjolnya
masalah ada masalah tapi tidak perlu ditangani
|
a. 2/3
x 1 = 2/3
b. ½
x 2 = 1
c. 2/3
x 1 = 2/3
d. ½
x 1 = 1/2
|
a. Masalah
sudah terjadi tetapi tidak segera ditangani akan mengganggu kesehatan ibu.
b. Makan
sedikit tapi sering dan makan-makanan hangat akan mengurangi rasa mual.
c. Mual
muntah yang dirasakan ini dapat dicegah jika klien menghindari bau-bau
menyengat.
d. Ibu
sudah mersakan hal ini sehingga tidak terlalu dikhawatirkan.
|
|
Total
|
2
5/6
|
|
No.
dx kep
|
Kriteria
|
Skor
|
Pembenaran
|
2.
|
a. sifat
masalah kurang sehat
b. kemungkinan
maslah dapat diubah sebagian
c. potensial
masalah untuk dicegah tinggi
d. menonjolnya
masalah: masalah beratharus segera ditangani
|
a. 3/3
x 1 = 1
b. ½
x 2 = 1
c. 3/3
x 1 = 1
d. 2/2
x 1 = 1
|
a. Masalah
sudah terjadi tetapi tidak dianggap sebagai sesuatu yang mengancam kesehatan.
b. Keluarga
ingin menccegah hal tersebut teapi masalah sudah terjadi
c. Apabila
ibu rutin minum obat atau pil Kb maka kehamilan mudah dicegah
d. Ibu
mengatakan jika kepalanya sering pusing dan mudah lelah
|
|
Total
|
4
|
|
PRIORITAS MASALAH
|
RENCANA
ASUHAN KEPERAWATAN
No. dx
|
Diagnosa keperawatan
|
Tujuan
|
Criteria
|
Standart
|
intervensi
|
TT
|
1.
|
Resiko
terjadinya penyulit saat melahirkan b.d ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan dengan kunjungan 3 hari diharapkan keluarga
mengerti kondisi kesehatan Bu Y.
|
Kognitif
(pengetahuan)
Afektif
(sikap)
Psikomotor
(tindakan)
|
- Keluarga
mampu menyebutkan pengertian, penyebab dan penatalaksanaan kehamilan resiko
tinggi.
- Keluarga
dapat mengambil keputusan yang tepat.
- Keluarga
dapat memberikan perawatan pada ibu dengan resiko tinggi.
|
1. Jelaskan
pada keluarga tentang pengertian, penyebab dan penatalaksanaan kehamilan
resiko tinggi.
2. Jelaskan
kembali hal-hal yang belum dimengerti klien.
1. Sarankan
KK untuk selalu memeriksakan kehamilan bu Y ke pelayanan kesehatan.
1. Anjurkan
KK untuk selalu memperhatikan istrinya.
2. Anjurkan
ibu untuk mengurangi aktivitas.
3. Anjurkan
keluarga untuk segera membeawa ke pelayanan kesehatan jika memiliki keluhan.
|
|
RENCANA
ASUHAN KEPERAWATAN
No. dx
|
Diagnosa keperawatan
|
Tujuan
|
Criteria
|
Standart
|
intervensi
|
TT
|
2.
|
Ansietas
b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang sakit.
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan dengan kunjungan 3 hari diharapkan ansietas
klien berkurang.
|
Kognitif
(pengetahuan)
Afektif
(sikap)
Psikomotor
(tindakan)
|
- Keluarga
mampu menyebutkan tanda gejala cemas, pengertian dan penyebab cemas.
- Keluarga
dapat mengambil keputusan yang tepat.
- Keluarga
dapat memberikan perawatan pada bu Y mengenai kecemasannya.
|
1. Kaji
pengetahuan keluarga tentang ansietas.
2. Jelaskan
pada keluarga tentang ansietas.
3. Jelaskan
kembali halhal yang belum dimengerti.
1. Sarankan
KK untuk selalu berkomunikasi dengan Bu Y agar Bu Y dapat tenang.
2. Motivassi
klien untuk selalu berpikir positif.
1. Minta
keluarga agar selalu berkomunikasi dengan bu Y
2. Ajarkan
teknik relaksasi napas dalam
|
|
IMPLEMENTASI
Tanggal
|
Diagnosa
|
Implementai
|
TT
|
15/10/2014
|
Ansietas
b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang sakit.
|
1. Mengkaji
pengetahuan keluarga tentang ansietas.
2. Mengkaji TTV
TD: 140/90 mmHg
N: 82 x/menit
RR: 18 x/menit
T: 36.5 C
3. Memberikan
HE tentang ansietas
4. Mengevaluasi
kembali materi yang telah diberikan.
|
|
16/10/2014
|
Ansietas
b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang sakit.
|
1. Mengkaji
TTV
TD: 150/100 mmHg
N: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36.5 C
2. Mendiskusikan
kepada klien tentang penyebab ansietas.
3. Mengaarkan
teknik relaksasi napas dalam
|
|
17/10/2014
|
Ansietas
b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang sakit.
|
1. Mengkaji
TTV
TD: 140/90 mmHg
N: 80 x/menit
RR: 18 x/menit
T: 36.5 C
2. Mengevaluasi
hal-hal yang telas diajarkan.
|
|
IMPLEMENTASI
Tanggal
|
Diagnosa
|
Implementai
|
TT
|
15/10/2014
|
Resiko
terjadinya penyulit saat melahirkan b.d ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan.
|
1. Menjelaskan
kepada keluarga tentang pengertian kehamilan resiko tinggi.
2. Mengkaji TTV
TD: 140/90 mmHg
N: 82 x/menit
RR: 18 x/menit
T: 36.5 C
3. Mengevaluasi
kembali materi yang telah diberikan.
|
|
16/10/2014
|
Resiko
terjadinya penyulit saat melahirkan b.d ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan.
|
1.
Mengkaji TTV
TD: 150/100 mmHg
N: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36.5 C
2.
Mendiskusikan penyebab dan penatalaksanaan
kehamilan resiko tinggi
3.
Menyarankan kepada klien untuk selalu mrutin
periksa kehamilan ke pelayanan kesehatan.
|
|
17/10/2014
|
Resiko
terjadinya penyulit saat melahirkan b.d ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan
|
1. Mengkaji
TTV
TD: 140/90 mmHg
N: 80 x/menit
RR: 18 x/menit
T: 36.5 C
2. Mengevaluasi
hal-hal yang telas diajarkan.
3. Menyarankan
kepada klien untuk memeriksakan diri sesegera mungkin apabila merasa ada
keluhan.
|
|
No.
dx kep
|
|
Tanggal 16/10/2014
|
Tanggal 17/10/2014
|
||
1
& 2
|
S:
- klien
mengatakan paham dengan apa yang diterangkan.
- Klien
mengatakan paham dengan yang dimaksud ansietas dan pengertian dari kehamilan
resiko tinggi.
O:
hasil TTV
TD: 140/90 mmHg
N: 82 x/menit
RR: 18 x/menit
T: 36.5 C
Klien
menganggukan kepala saat ditanya kepemahamannya.
A:masalah
teratasi sebagian
P:menyarankan
kepada KK untuk selalu memeriksakan istrinya ke puskesmas.
|
S:
- klien
mengatakan paham dengan apa yang diterangkan.
- Pak
R mengatakan akan mengantarkan istrinya untuk memeriksakan diri ke puskesmas,
O:
hasil TTV
TD: 150/100 mmHg
N: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36.5 C
- Klien
menganggukan kepala saat ditanya kepemahamannya.
- Klien
dapat melakukan teknik napas dalam dan teknik relaksasi.
A:masalah
teratasi
P:anjurkan
klien untuk mengurangi aktivitas
|
S:
klien mengatakan paham dengan apa yang diterangkan.
O:
hasil TTV
TD: 140/90 mmHg
N: 80 x/menit
RR: 18 x/menit
T: 36.5 C
Klien
menganggukan kepala saat ditanya kepemahamannya.
Klien
mampu
A:masalah
teratasi
P:
menganjurkan klien segera memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan apabila
|
terimakasih banyak, sangat membantu artikelnya,
BalasHapushttp://cv-pengobatan.com/
senang bisa membantu :)
HapusMbak Tika Terimaksih....
BalasHapusalhamdulillah bermanfaat ... terima kasih sudah melihat blog ku rio ... tetap semangat kuliahnya ya ...
Hapus
BalasHapuswebsite bagus. Butuh motor hubungi kami. Jika mas mau beli motor baru dan tinggal di area Tulungagung,Kediri dan Trenggalek. Bisa wa kami 085 872 760 350